Tanaman jeruk merupakan tanaman yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari karena buahnya yang enak, segar, manis dan ada yang asam dan banyak mengandung banyak vitamin C yang dibutuhkan bagi manusia. Oleh sebab itulah, buah jeruk banyak sekali digemari oleh masyarakat khususnya indonesia sendiri,Budidaya tanaman jeruk sendiri harus memperhatikan beberapa aspek antara lain jenis bibit yang digunakan, kontur tanah yang akan digunakan, serta cara pengendalian hama serta penyakit yang nantinya kan menyerang tanaman jeruk itu sendiri. Nah disini kita akan bahas satu persatu mulai dari sejarah singkat tanaman jeruk, klasifikasi tanaman jeruk, hama dan penyakit tanaman jeruk, cara penen tanaman jeruk, serta kegiatan pasca panen jeruk. Oke baiklah, yuk langsung saja kita masuk ke point pertama dari panduan/tutorial/teknik/metode menanam jeruk yang baik dan benar di kebun.
Silakan baca juga: Thipank Skin, Sabun Pemutih Wajah Dan Badan Terbaik Tahun 2023.
1. SEJARAH SINGKAT TANAMAN JERUK
Siapa yang tidak mengenal tanaman yang satu ini tanaman jeruk banyak sekali digemari masyarakat khususnya diindonesia karena rasa buahnya yang manis dan banyak mengandung vitamin C.
Tanaman jeruk ialah tanaman buah tahunan yg berasal dari Asia. Cina Merupakan asal muasal pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yg lalu, jeruk telah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yg terdapat di Indonesia ialah peninggalan orang belanda.
2. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN JERUK
Klasifikasi botani tumbuhan jeruk ialah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
3. MANFAAT TANAMAN JERUK
Manfaat tumbuhan jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana Jeruk memiliki kandungan vitamin C yg tinggi.
Di Beberapa negara sudah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yg terbuang. Minyak kulit jeruk digunakan utk menciptakan minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan utk gabungan kue.
Beberapa jenis jeruk seperti halnya jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri drainase napas unsur atas dan penyembuh radang mata.
4. SENTRA PENANAMAN JERUK
Sentra Penanaman jeruk di Indonesia sendiri tersebar meliputi berbagai daerah diindonesia antara lain: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), sejumlah sentra penanaman merasakan penurunan pada hasil yg diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yg ketika ini tidak berlaku lagi.
5. SYARAT TUMBUH JERUK
5.1. Iklim
Kecepatan angin yg lebih dari 40-48% bakal merontokkan bunga dan buah. utk wilayah yg intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tumbuhan penahan angin lebih baik ditanam berjajar tegak lurus dgn arah angin.
Tergantung pada spesiesnya, jeruk membutuhkan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini dibutuhkan utk pertumbuhan bunga dan buah supaya tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tumbuhan ini sangat membutuhkan air yg lumayan terutama di bulan Juli-Agustus.
Temperatur optimal antara 25-30°C tetapi ada yg masih bisa tumbuh normal pada 38°C. Jeruk Keprok membutuhkan temperatur 20°C.
Kelembaban optimum utk perkembangan tanaman ini selama 70-80%.
5.2. Media Tanam
Tanah yang baik untuk budidaya jeruk agar cepat berbuah lebat ialah tanah lempung hingga lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, lumayan humus, tata air dan udara baik.
Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat sesuai utk budidaya jeruk.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg sesuai utk budidaya jeruk ialah 5,5–6,5 dgn pH optimum 6.
Tanaman jerukmenyenangi air yg berisi garam selama 10%.
Tanaman jeruk bisa tumbuh dgn baik di wilayah yg mempunyai kemiringan sekitar 30°
5.3. Ketinggian Tempat
Tinggi lokasi dimana jeruk bisa dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah hingga tinggi tergantung pada spesies:
Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
Jenis Siem: 1–700 m dpl.
Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
Jenis Purut: 1–400 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA JERUK
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Persyaratan penanaman Bibit jeruk yg biasa kita jumpai atau ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yg baik ialah yg bebas penyakit, serupa dgn induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan mempunyai sertifikasi penangkaran bibit.
2) Penyiapan Bibit
Bibit yg biasa dipakai utk budidaya jeruk diperoleh dgn teknik generatif dan vegetatif.
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji dipungut dari buah dgn teknik memeras buah yg sudah dipotong. Biji dikeringanginkan di lokasi yg tidak disinari sekitar 2-3 hari sampai lendirnya hilang. Areal persemaian mempunyai tanah yg subur. Tanah diubah sedalam 30-4- cm dan diciptakan petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 mterbaring dari unsur utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm sesudah tingginya 20 cm pada usia 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag ialah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).
b) Cara Vegetatif Jeruk
Metode yg lazim dilakukan ialah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. utk kedua teknik ini butuh dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yg dipilih dari jenis jeruk dgn perakaran powerful dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yg biasa dipakai oleh penangkar ialah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
6.2. Pengolahan Media Tanam Jeruk
Pengolahan Media Tanam yang baik pada tanaman Jeruk Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di sebuah bukit perlu diciptakan sengkedan/teras. Lahan yg bakal ditamani dimurnikan dari tumbuhan lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi utk masing-masing jenis jeruk dapat disaksikan pada data inilah ini:
Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
Manis : jarak tanam 7 x 7 m
Sitrun : jarak tanam 6 x 7 m
Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yg belum digunakan dan dibuat 2 minggu sebelum tanah. Tanah unsur dalam diceraikan dgn tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dibaur dgn 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dibalikkan lagi ke lokasi asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya diciptakan jika jeruk ditanam di tanah sawah.
6.3. Teknik Penanaman
Bibit jeruk bisa ditanam pada musim hujan atau musim kemarau andai tersedia air utk menyirami, namun usahakan ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, butuh dilakukan:
Pengurangan daun dan cabang yg berlebihan.
Pengurangan akar.
Pengaturan posisi akar supaya jangan terdapat yg terlipat.
Setelah bibit ditaman,kemudian siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa supaya tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tumbuhan berproduksi dan tajuknya saling menaungi, bisa ditanam tumbuhan sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tumbuhan sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yg sekaligus bermanfaat sebagai penambah nitrogen untuk tanaman jeruk.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman : Dilakukan pada tumbuhan yg tidak tumbuh.
Penyiangan : Gulma dimurnikan sesuai dgn frekuensi pertumbuhannya, padaketika pemupukan juga dilaksanakan penyiangan.
Pembubunan : Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diacuhkan apakahterdapat tanah di dekat perakaran yg tererosi. Penambahan tanah perludilaksanakan jika pangkal akar telah mulai terlihat.
Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan utk menyusun tajuk pohon dan menghilangkan cabang yg sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas mula yg tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yg besok akan menyusun tajuk pohon. Pada perkembangan selanjutnya, masing-masing cabang mempunyai 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan diblokir dgn fungisida atau lilin utk menangkal penyakit.
7. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JERUK
7.1. Hama Tanaman Jeruk
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian yg diserang ialah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
Gejala: tunas keriting, tumbuhan mati.
Pengendalian: memakai insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilaksanakan menjelang danketika bertunas, Selain tersebut buang unsur yg terserang.
Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian yg diserang ialah tunas muda dan bunga.
Gejala: daun menggulung dan meninggalkan bekas sampai daun dewasa.
Pengendalian: memakai insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
B. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian yg diserang ialah daun muda.
Gejala serangan
serangan ini ditandai dengan alur daun melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
Pengendalian Hama ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan ditenggelamkan dalam tanah.
Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian yg diserang ialah tangkai, daun dan buah.
Gejala serangan : gejala ini ditandai dengan bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian Hama ini dapat dilakukan dengan cara : menyemprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
C. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian yg diserang ialah buah.
Gejala serangan ditandai dengan lubang yg megeluarkan getah.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara : memetik buah yg terinfeksi setelah itu kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yg disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
D. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian yg diserang Helopeltis antonii.
Gejala: bercak coklat kehitaman dgn pusat berwarna lebih cerah pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yg menjadi nekrosis.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
E. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian yg diserang ialah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.
Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga gampang rontok, buah muda gugur sebelum tua.
Pengendalian: pakai insektisida dgn bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang unsur yg diserang.
Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian yg diserang ialah tangkai dan daun muda.
Gejala ini ditandai dengan : helai daun yang menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menjaga supaya tajuk tumbuhan tidak terlampau rapat dan sinar matahari masuk ke unsur tajuk, hindari menggunakan mulsa jerami. Kemudian setelah itu gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.
F. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian yg diserang ialah tangkai buah.
Gejala serangan ini ditandai dengan : berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan senyawa insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yg dapat mengalihkan kutu.
G. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian yg diserang ialah buah yg nyaris masak.
Gejala serangan hama lalat buah ini ditandai dengan lubang kecil di inti tengah, buah gugur, belatung kecil di unsur dalam buah.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan menggunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dibaur dgn Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
H. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian yg diserang daun, buah dan tangkai.
Gejala serangan hama ini ditandai dengan daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Padafenomena serangan berat tampak ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
Pengendalian Hama ini dapat dilakukan menggunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
I. Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian yg diserang ialah daun tua pada ranting atau dahan unsur bawah.
Gejala dari serangan kumbang belalai ini ditandai dengan daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian pakai insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
7.2. Penyakit Tanaman Jeruk
a. CVPD
Penyebab penyakit ini antara lain adalah Bacterium like organism dgn vektor kutu loncat Diaphorina citri.Bagian yg diserang: silinder pusat (phloem) batang.
Gejala awal ditandai dengan daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji bobrok dan pangkal buah oranye.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan denhgan menggunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain dengan cara tersebut penempatan tempat kebun paling tidak 5 km dari kebun jeruk yg terserang CVPD. Gunakan insektisida utk vektor dan Buatlah sanitasi kebun yg baik.
b. Tristeza
Penyebab terjadinya penyakit ini awalnya adalah virus Citrus tristeza dgn vektor Toxoptera.
Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, perkembangan terhambat.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sanitasi kebun, membuang tanaman yg terserang, lantas kendalikan vektor dgn insektisida Supracide atau Cascade.
C.Woody gall (Vein Enation)
Penyebab penyakit ini antara lain virus Citrus Vein Enation dgn vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yg diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour
Orange.
Gejala serangan ditandai dengan Tonjolan tidak tertata yg tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
Pengendalian penyakit ini dapat kalian lakukan menggunaan mata tempel bebas virus dan sanitasi lingkungan.
D.Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yg diserang ialah batang atau cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yg unik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara motongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
E. Kudis
Penyebab awal terjadinya penyakit ini adalah jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yg diserang ialah daun, tangkai atau buah.
Gejala yang sering terjadi bercak kecil berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara mangkasan secara teratur. Kemudian pakai Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
F.Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yg diserang ialah buah.
Gejala: ada tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian: hindari kehancuran mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan unsur bawah pohon.
G.Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yg diserang ialah akar dan pangkal batang serta daun di unsur ujung dahan berwarna kuning.
Gejala: tunas tidak segar, tumbuhan kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yg baik, sterilisasi tanah padamasa-masa penanaman, bikin tinggi tempelan minimum 20 cm dari
H.permukaan tanah.
Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yg diserang: buah dan bunga
Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
i. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yg diserang ialah batang.
Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan susah dikelupas.
Pengendalian penyakit jamur upas pada jeruk dapat dilakukan dengan cara kulit yg terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yg terinfeksi.
j.Kanker
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yg diserangialah daun, tangkai, buah.
Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak laksana gabus pecah dgn diameter 3-5 mm.
Pengendalian: Fungisida Cu laksana Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain tersebut utk menangkal serangan ulat peliang daun ialah dgn mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin sekitar 1 jam.
8. PANEN JERUK
8.1. Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada ketika masak optimal, sekitar berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
8.2. Cara Panen
Buah dipetik dgn memakai gunting pangkas atau dengan cara manual
8.3. Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon bisa menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang hingga 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia selama 5,1 ton/ha masih di bawah buatan di negara subtropis yg dapat menjangkau 40 ton/ha.
9. PASCAPANEN TANAMAN JERUK
9.1. Pengumpulan
Di kebun, buah yang telah dipetik di lokasi yg teduh dan bersih. Kemudian setelah itu Pisahkan buah yg mutunya rendah, memar dan buang buah yg rusak. Sortasi dilakukan menurut diameter dan berat buah yg seringkali terdiri atas 4 kelas. Kelas A ialah buah dgn diameter dan berat terbesar sedangkan ruang belajar D mempunyai diameter dan berat terkecil.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dan Penggolonganbuah dilakukan Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yg busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan cocok dgn ukuran dan jenisnya.
9.3. Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, pakai tempat yg sehat dan bersih dgn temperatur ruangan 8-10 derajat C.
9.4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yg tidak terlampau berat utk keperluan lokal dan kardus utk ekspor. Pengepakan tidak boleh terlalu padat supaya buah tidak rusak. Buah dibentuk sedemikian rupa sehingga salah satu buah jeruk terdapat ruang udara bebas namun buah tidak bisa bergerak. Wadah utk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
10. STANDAR PRODUKSI
10.1. Ruang Lingkup
Standar buatan ini meliputi: kriteria mutu, teknik pengujian mutu,teknik pengambilan misal dan teknik pengemasan.
10.2. Diskripsi
Jeruk keprok ialah buah dari tumbuhan jeruk keprok (Citrus reticulata LOUR) yg berkulit gampang dikupas, dalam keadaan lumayan tua, utuh segar dan bersih.
10.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Jeruk keprok digolongkan dalam 4 (empat) ukuran yaitu ruang belajar A, B, C dan D, menurut berat tiap buah, yg setiap digolongkan dalam 2 (dua) jenis mutu, yakni Mutu I dan Mutu II.
Kelas A: diameter ˜ 7,1 cm atau ˜ 151 gram/buah.
Kelas B: diameter 6,1–7,0 cm atau 101–150 gram/buah
Kelas C: diameter 5,1–6,0 cm atau 51–100 gram/buah
Kelas D: diameter 4,0–5,0 cm atau ˜ 50 gram/buah
Adapun kriteria bobot buah jeruk keprok ialah sebagai inilah :
Keasamaan sifat varietas: Seragam, teknik uji organoleptik
Tingkat ketuaan: Tua, tidak terlampau matang, teknik uji organoleptik
Kekerasan: Cukup keras, teknik uji organoleptik
Ukuran: Kurang seragam, teknik uji SP-SMP-309-1981
Kerusakan, % (jml/jml): maks 5-10, teknik uji SP-SMP-310-1981
Kotoran: bebas, bebas, teknik uji organoleptik
Busuk % (jml/jml): maks.1-2, teknik uji SP-SMP-311-1981
10.4. Pengambilan Contoh
Contoh dipungut secara random dari jumlah kemasan laksana terlihat di bawah ini. Dari masing-masing kemasan diambil misal sebanyak 20 buah dari unsur atas, tengah dan bawah. Contoh itu diacak bertingkat (startified acak sampling) sampai didapatkan minimum 20 buah utk dianalisis.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) hingga dgn 100, misal yg dipungut 5.
Jumlah kemasan dalam partai (lot)101 hingga dgn 300, misal yg dipungut 7.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, misal yg dipungut 9.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, misal yg dipungut 10.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, misal yg dipungut 15 (minimum).
Petugas pengambil misal harus mengisi syarat yakni orang yg kawakan atau diajar lebih dahulu dan memiliki ikatan dgn badan hukum.
10.5. Pengemasan
Buah jeruk dikemas dgn peti kayu/bahan beda yg cocok dgn berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara lain: nama barang, kelompok ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, wilayah asal.
Demikian lah artikel mengenai budidaya tanaman jeruk lengkap dari awal sampai ahir semoga bermanfaat untuk bapak/ibu tani semuanya. Salam bertani !
Tinggalkan Balasan